Jumat, 30 April 2010

the kreutzer sonata & sleuth

26 Februari 2010 jam 10:30
The Kreutzer sonata karya leo Tolstoy mengingatkan saya pada sebuah film Sleuth karya garapan jude low. Tentang sebuah pertarungan kehendak sang penulis untuk menentukan kematian sang actor dibalik konflik yang dibangunnya.dua hal yang menarik, dalam the Kreutzer sonata menampilkan kemelut tentang pertanyaan siapa yang lebih berkuasa antara laki laki dan perempuan. Disini leo Tolstoy menampilkan sosok perempuan yang dapat menguasai lelaki dengan menyentuh hasrat seksualitasnya. Kematian dipahami bukan merupakan sebuah kekalahan. Psikologis tokoh dipacu untuk mempertahankan rasionalitasnya, ketimbang sifat dasar kebinatangan berupa nafsu seksualitas. Pertarungan antara sebuah pertanyaan,manakah yang akan dijadikan pondasi? Apakah perasaan ataukah rasionalitas? Leo Tolstoy mengakhiri karyanya dengan mengutip injil-matius ayat V. 28 “ bahwa siapapun yang memandang seorang perempuan dengan nafsu berarti telah melakukan zina; dan kata-kata ini berkaitan dengan isteri,saudari dan tidak hanya kepada istri orang lain, namun terutama istri kita sendiri.” posdniocheff sebagai tokoh berhasil menghujamkan sebilah pisau dibawah payudara isterinya dengan membawa segala penyesalannya saat sang isteri mendengarkan the kreutzer sonata karya beethoven dengan seorang teman lelakinya.sang isteri tetap saja memperlihatkan kebenciannya sebagai tanda kemenangan walau ia terkulai dan berdarah. sambil berucap " puaskah setelah apa yang kau lakukan". Sedang dalam film sleuth, jude law harus beradu acting dengan Michael caine. Perang antara sang novelist dan actor. Dengan konflik yang sama dengan novel the Kreutzer sonata. Mungkin inilah salah satu flm yang terinspirasi karya Tolstoy ditahun 2008. Sang actor sepertinya telah merasakan sebuah kemenangan, lalu sang novelist mengangkat senjatanya dan menghujamkan satu peluru didada kirinya sambil berucap “ selamat tinggal sayang…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar