Jumat, 30 April 2010

PERTEMUAN

suatu hari nanti aku akan bercermin pada kaca-kaca yg retak. Perjalanan tentang masalalu. Hari itu pendulum wkt seakan membentak . jam dinding menunjukan pukul 12:07 saat mengucek mataku. sprey dan selimut bergumul,bantal & guling jatuh kelantai.TV menyela tentang kasus markus yg membosankan. terperangkap sendiri di kamar hotel bintang tiga. Dan tawa2x masih menggema di dinding kamar. Ku hubungi houseman hotel untuk memesan sarapan pagi. Selang itu, aku pergi mandi. Masih dalam kebingungan. Tiba-tiba ponselku bergetar, pesan masuk “bisa kau keluar barang 20 menit?” tanpa membalas, Cepat saja cuci muka gosok gigi. Menuruni loby hotel. Beginilah kisah itu bermula tak terduga…

loby hotel nampak sibuk dengan lalu lalang orang-orang. Kaca-kaca persegi nampak sebuah akuarium besar orang berdasi. Sekaligus sebuah wahana masyarakat level atas hari ini. Awan menggantung kelabu dan udara menjerat dasi mereka. Setelah memasuki loby mereka akan merasa aman, seperti ikan yang baru menemukan airnya. Jika pintu kaca otomatis terbuka, maka AC akan sedikit berhembus keluar. Disitulah aku berada tepat diluar loby hotel memandangi semua mua. Aku bisa leluasa memandangi keseberang jalan. Melihat orang-orang yang berjalan disepanjang trotoar. Deru-deru knalpot yang saling berpendaran. Namun, Suara-suara nampak redam diam disini. Sebab tumbuh pepohonan dihalaman hotel. Setiap kali aku melihat keseberang jalan, timbul pertanyaan dalam benak “ hendak kemana orang-orang itu?” setiap hari selalu saja ada kesibukan. Dan sudah tiga hari ini aku begitu bersahabat dengan rasa malas, sebab masalah sudah bukan lagi masalah. Aku tak lagi diburu-buru masalah. Sebab masalah itu akan datang bermanis-manis. Bahkan tak jarang masalah itu datang dengan bertekuk lutut dihadapanku. Saat itulah aku mencocokan dengan pasal-pasal sekian-sekian dan sekian. Masalah kini mengajakku ke hotel bintang tiga. Untuk sekedar makan, menguap dan tidur. Istilah yang tepat untuk menyelesaikan masalah seperti ini. Tiga hari ini aku berada dihotel untuk menyelesaikan salah satu kasus. Terlepas dari itu semua, aku hanya pembuat draft pledoi yang kesemuanya telah disusun oleh rekanku berkenaan pasal-pasal. Pun demikian, masalah itu menjadi sangat berharga ketika semuanya telah beres aku rangkum dalam sebuah kesatuan utuh. Itulah aku. Hingga siang menjelang aku asik dihalaman muka hotel itu, beserta kebingunganku hendak kemana, disela pesan singkat tadi. Aku putuskan memesan pink cocktail di bar hotel lantai atas. Konon dulu biasa digunakan pria untuk menarik perhatian para wanita.Dikursi itu aku duduk dekat sebuah stage live music performance yang kala itu bersenandung lagu human miliknya the killer. Kenangan masalalu sepintas terlintas. Aku tersenyum dan berkata “disini sahabatku”. Kita pernah berikrar tentang mimpi kita, senandung the killer “ are we human or are we dancer?”. Dalam keremangan lampu yang menguning. Bar itu nampak lengang siang begini. Hanya ada bartender,pemain music, sepasang kekasih yang nampak canggung. tak menutup kemungkinan pasangan selingkuh dan aku. Hingga suasana tak riuh berseluit, sungguh menikmati. Sedikit-sedikit kepalaku terantuk terbawa alunan music. Hingga getar ponselku yang menyadarkanku kembali. Pesan itu berbunyi “sudah”
aku pijit bel kamar hotel. Agak lama berselang, seorang perempuan membukakan pintu dengan mengenakan handuk dan rambut nampak basah. Aku masuk menyembunyikan rasa canggung. Dan perempuan itu berkata ”temanmu berpesan jangan dibangunkan” sambil berlalu memasuki kamar mandi. Renold tertidur pulas dengan mulut menganga. Dua kondom begitu saja tergeletak diatas karpet. Sementara napoleon memberi hormat meyisakan setengah botol. Renold tumbang mabok berat disiang bolong. Perempuan itu keluar dengan mengenakan rok pendek beludru dan kaos putih bergambar bjork dengan kerah selebar bahunya. Bibirnya merah merekah. Matanya sipit sedikit shadow. Hidung runcing dan rambut diikat satu kebelakang. Kulit kemuning dan berPerawakan cukup tinggi nampak wajah oriental. Ia menuju tasnya dan tangannya merogoh-rogoh sesuatu. Lalu mengeluarkan sebungkus rokok. Sebatang rokok itulah awal mula percakapan
“ temanmu belum bayar sedang aku harus keluar sejam lagi” keluhnya
“bentar lagi juga bangun” jawabku
“mana mungkin bangun orang mabok berat begitu,mana aku lapar” wajahnya nampak jelas kebingungan
“ok,aku sudah telepon drugstore untuk memesan makanan”
“kita keluar,sambil menunggu temanmu bangun” sergahnya
“ok” lalu dengan ajaib aku kaget setelah apa yang aku sepakati
Di sebuah tempat makan sederhana, akhirnya ia makan dengan lahapnya. Aku yang kala itu hanya memesan minuman dingin, mempunyai banyak kesempatan untuk memperhatikannya. Saat perempuan itu melihatku, aku membuang pandangan kesegala arah kemana saja aku dapat. Perempuan itu memulai obrolannya kembali. Setelah panjang lebar, akhirnya terbuka. Namanya amel, ia memiliki seorang adik yang juga perempuan. Berdua ia mengarungi kota Jakarta saat ayahnya meninggalkannya disebuah hotel. Kala itu bisinis ayahnya hancur lebur disurabaya. Hingga ia berdua diajak ayahnya kejakarta dengan maksud hendak menemui rekanan bisnisnya. Namun tak disangka tak diduga sang ayah meninggalkan mereka berdua dihotel. Tanpa kabar apa-apa, pun lewat selembar surat. Beruntung teman waktu SMA bernama Luna telah lebih dulu bekerja dijakarta. Beginilah akhir jalan hidupnya kini menjadi seorang kupu-kupu malam. Berawal dari pertemuannya dengan luna, amel diperkenalkan pada salah satu germo terkemuka dijakarta. Imperium. Serupa perebutan kekuasaan sang kaisar. Udara terasa senyap, diwarung sederhana itu berkeciplak suara orang-orang makan. Ku aduk es dalam gelas untuk membuyarkan suasana. Ku tarik nafas panjang tak berkata. Amel pun berkata kembali
“ adikku sekolah, aku yang membiayainya. Kita telah sepakat untuk memilih jalan hidup masing-masing. Namun aku tak sudi melihat adikku sepertiku”.
Rasa iba menggerayangi perasaanku perlahan sangat pelan. Sementara amel berbicara pikiranku melayang kemana-mana. Aku memikirkan ibu yang sedang bersolek menyambut ayah pulang. Sementara saudara perempuanku mungkin sedang mengajarkan anaknya belajar menghitung atau mengerjakan pekerjaan rumahnya. Dan aku sedang dihadapan seorang perempuan yang tersesat ditengah kota untuk mempertahankan hidup bukan hanya untuk dirinya tapi juga saudara perempuannya. Lamunanku tersentak saat dia menegurku “ ayo pulang” katanya
Setelah di hotel, Renold masih dalam keadaan sedia kala. Dengan mulut menganga kaki terlentang,perutnya menyembul. Sesaat amel masuk kamar mandi. Aku mencari cara membangunkan renold, namun yang ada hanya menjijikan dari mulut renold yang berbau. Akhirnya setelah amel keluar dari kamar mandi. Aku sodorkan uang dua ratus ribu
“ tiga ratus ribu sisanya nanti aku transfer ya..” kataku
Dengan rasa canggung diwajahnya amel menerima uangku. sambil berkata
“kamu mau?” pelan
“oh tidak, baiknya kau cepat-cepat jemput adikmu sekolah” jawabku

Sebelum berlalu, amel memberikan no handphone miliknya begitupun aku.baru kali ini amel memberikan no handphonenya,sebab ini melanggar kode etik.begitupun aku sebaliknya. Entahlah. Dipintu itu, mata bertemu mata, kitapun saling membaca nasibnya. Entah perasaan apa ini, namun yang terasa perasaan telah menjadi landasan perkenalan itu. Celakalah aku. Kubuka gordeng. Mendung tampak murung. Beginilah jika perasaan menjadi landasan saat mengarungi kehidupan. Aku terpekur di jendela yang menganjur. Memandang horizon kota yang bertumpuk. Drugstore tiba mengantarkan makanan dan mengakhiri lamunan itu. Sambil menikmati makanan yang telah tersaji, kubuka-buka berkas perkara yang akan ku buat pledoi. Kasus korupsi bukan suatu hal yang asing di negeri ini. Tingkat kerugian yang disebabkan oleh tindakan ini bukan saja merugikan secara ekonomi namun juga berpengaruh pada sistemik. Betapa tidak jika suatu system seluruhnya telah terjangkit penyakit ini, maka hukum tak bisa lagi berkata apa-apa hanya saling melempar perkara, dan biasanya menguap begitu saja. Korupsi serupa penyakit yang bisa membiakan penyakit selanjutnya. Seperti berita mafia kasus hari ini. Sungguh-sungguh membosankan. Renold terbangun tepat saat aku telah menyantap semua makananku.
“gila,sekali-kali cobalah kau gandi” katanya
“mandi kau, mulutmu bau busuk,hei buang juga tuh sampah yang dikarpet” ketusku
“hahahaha tak sadar aku gan, perempuan itu serupa motor, jika kau gas semakin kencang maka ia pun akan cepat secepat kilat” lepas Renold tertawa sambil berlalu ke kamar mandi. Tiba-tiba saja pesan singkat masuk ponselku
“gan, bolehkan aku panggil sayang. malam ini kamu ada acara?”
Dengan beberapa pertimbangan akhirnya aku jawab “ boleh. Tidak”
“temui aku di bar hotel dekat kita makan tadi pukul 08:00 mlm ini”

Lantunan lagu disposition miliknya The Temper Trap dengan layar besar disudut bar bertuliskan lirik lagu yang terus menyambung

“sweet disposition
never too soon
oh reckless abandon
like no one's
watching you
a moment, a love

a dream, a laugh
a kiss, a cry
our rights, our wrongs
a moment, a love
a dream, a laugh
a moment, a love
a dream, a laugh… .”

nampak sosok penyanyi dengan gaun merah ketat, dengan lengan terbuka, bibirnya merah menyala, rambut hairblow, dan menatap lurus kearahku saat aku memasuki bar itu. Para pengunjung bar yang duduk ikut bernyanyi. Sambil mengangkat minumannya tinggi-tinggi. Lampu bar yang remang kekuningan menambah suasana hangat malam itu. Mata melempar kesegala arah,namun sosok amel tak nampak jua. Baru setelah penyanyi itu berhenti, betapa kagetnya saat penyanyi itu turun dan menghampiriku yang kala itu duduk dikursi meja bar.

“amel ?” sedikit ragu
“ya ini aku, gan, sory agak fals “ sedikit tersenyum
“kau penyanyi bar?” tanyaku
“barusan adalah ujian pertamaku bernyanyi di bar ini. Sekaligus perayaan harapan semoga aku diterima menjadi penyanyi di bar ini. Aku ajak kamu sebagai juri” matanya menatapku
“wow,suatu kehormatan menjadi juri. Aku kasih nilai 10 ½” candaku
“ tanggung! setengah setengah nggak enak lagi, say” godanya

Akhirnya kami duduk disudut ruangan dengan penerangan lampu yang remang membiru. Amel memesan hardcider dan aku lebih memilih wine. Hembusan asap rokok dari mulut amel menghiasi obrolan kami berdua. Sesekali canda tawa membalut kami berdua. Tanpa sadar kami seperti telah mengenal lama satu sama lainnya. Atau lebih tepatnya sama-sama mendambakan suasana seperti ini. Amel yang memusuhi realitas bertemu aku yang selalu berimajinasi dengan realitas. Seakan tak adalagi hari esok. seakan sedang mempecundangi kenyataan.Gelas demi gelas minuman kami tenggak. Hingga kami memutuskan untuk kehotel tempat aku menginap. Renold entah kemana. TV masih menyajikan berita yang menyebalkan. Aku dan amel terhuyung-huyung memasuki kamar hotel. Draft Pledoi yang aku susun telah menyatu dengan muntahan-muntahan kami. Berdua terkapar dikamar hotel. Kami berpelukan dan tertawa lepas,lepas,lepas hingga sunyi sepi kembali merayap. Kami pun tertidur. Dengan pakaian dan sepatu yang masih kami kenakan.

Ponselku juga yang membangunkanku,pesan singkat. Kepalaku berat, mataku becek. Sementara Renold marah-marah akibat ulahku semalaman.
“lihat gan, apa yang kau perbuat. Draft pledoi kau kasih muntah!! sidang kasus tinggal satu hari lagi digelar. Minum apa kau semalam? Dengan pelacur mana kau semalam sampai mabok sebegini rupa” dalam gerutunya Renold, aku baca pesan singkat yang berbunyi “ Say, aku keterima jadi penyanyi bar. Makasih say.miss u” aku tersenyum dan melanjutkan tidurku. Dalam mimpiku amel menyanyikan lagu free money miliknya patti smith dengan karakternya yang khas. Dibar itu orang-orang sangat menikmati alunan suara sang penyanyi. Disudut lain layar besar nampak lirik lagu yang dibawakan sambung menyambung:

“Every night before I go to sleep
Find a ticket, win a lottery,
Scoop the pearls up from the sea
Cash them in and buy you all the things you need.
Every night before I rest my head
See those dollar bills go swirling 'round my bed.
I know they're stolen, but I don't feel bad.
I take that money, buy you things you never had….”

Orang-orang di bar itu tak mengenal sang penyanyi namun sang penyanyi mengenal tiap-tiap wajah yang menjadi mimpi buruknya selama ini… .
aku tersenyum, dikeremangan lampu bar disudut ruangan yang pernah ada . ku angkat tangan dengan segelas minuman kesukaan sang penyanyi... .

/15 April 2010 jam 4:29 /

KERETA API SENJA UNTUK SA’ADAH

Untuk kali pertama aku menulis tentang sosok perempuan yang berani mengambil pilihan tentang hidupnya.Tak terbayangkan dizaman yang serba sulit, dalam terror jatuhnya perekonomian negeri. Seorang perempuan bertahan, menatap kesebuah Kereta Api seakan bayangan masa depan telah Nampak dihadapannya. Siang itu matari membakar telak kulitnya yang putih. Sawah yang menghijau tak alang sudah, jika didiamkan rerumput kelak akan memakan vitamin untuk padi-padi yang hendak menguning. Kala itu para petani sedang mengasog. Jika Kereta Api melintas angkuh disepanjang pesawahan, hatinya ikut berderak.kapankah ia pergi kesuatu tempat antah barantah. Berharap nasibnya akan lebih baik dari hari itu. Keyakinan selalu menghiburnya saat kakinya amblas dalam lelumpur dipetakan sawah. “Ya suatu saat aku akan menaiki Kereta Api itu”, ucapnya dalam hati. Bulir-bulir keringat jatuh sebening ketulusan jiwanya pada waktu yang selalu angkuh. Waktu yang dicacah demi panen untuk memenuhi kebutuhan si yang empunya sawah. Dari satu petak beburuh kepetak lainnya.ngasog,rambet,nyat
ut dan tandur. Dengan upah yang begitu minim, Ia tetap menjalaninya. Dimulai selepas shalat subuh, saat air sawah begitu dingin.siapapun pasti akan ngilu.Dengan berpakaian tangan panjang, rangkap-rangkap, untuk pelindung rasa gatal dari ujung-ujung padi yang mulai meninggi. Bertopikan cotom, serombongan buruh-buruh sawah mulai berderak saling berbisik dengan senda gurau. Pudar sudah suhu dingin sepagi itu. Sementara, di tiap jalanan yang dilaluinya gema bacaan qur’an sayu sendu berkumandang dari mulut anak-anak mereka yang belajar mengaji. Perempuan itu bernama Sa’adah. Ia lahir anak ke 3 dari 7 bersaudara. 4 saudara perempuan dan 3 saudara laki-laki. Ia lahir paling ayu diantara saudara-saudaranya. Tak heran jika teman laki-laki sekampung atau diluar kampungnya banyak meliriknya. Kala itu, perempuan seusianya rata-rata beburuh dipetakan sawah milik si yang empunya sawah. Namun banyak pula perempuan yang tidak pandai atau malas beburuh di sawah milik orang lain. Jika kecantikan menjadi asset jaman sekarang maka tidak berlaku pada zamannya. Kecantikan menjadi kutukan baginya. Banyak diantara rekannya menyayangkan ia mesti turun kesawah. Hanya saja zaman mengharuskan ia turun ke sawah. Kulitnya yang kuning keputihan begitu menyala dalam lelumpur. Sehingga banyak diantara rekan-rekannya selalu menyayangkannya. Namun bukan itu, kecantikan akan mendekatkan ia pada adat perjodohan. Inilah yang menjadi kutukan baginya. Sebab dikampungnya tidak ada lagi kesenangan pada zamannya selain kesawah dan mencetak batu bata. Itupun ia kerjakan selepas dari sawah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekitaran 1965, sekitaran tragedy gestapu. negeri ini masih bergejolak tentang pertarungan falsafah apa yang akan diterapkan untuk bangsanya. Dari pertarungan falsafah ini, tak ayal mengorbankan nyawa beberapa orang. Baik yang dipandang penting ataupun rakyat biasa. seperti para petani yang ikut-ikutan pada salah satu falsafah harus menanggung derita atas peristiwa ini. Dari radio yang kala itu hanya tersedia dibalai desa terdengar berita bahwa dewan jenderal dan Presiden sedang mengalami kemelut. Imbas dari peristiwa ini merosotnya perekonomian negeri ini.dikota-kota terjadi antrian panjang untuk mendapat bahan bakar dan bahan pokok. Tak pelak lagi apa yang terjadi pada para petani desa.
Celakanya sa’adah hanya seorang petani biasa yang mesti manut pada orang tua yang teramat tegas. Walaupun ia tak mengerti tentang apa yang sedang terjadi di negerinya, namun dampak dari peristiwa itu bisa ia rasakan secara ekonomi. Teramat kaya jika penduduk waktu itu makan dengan beras sepenuhnya. Yang ada setiap harinya memakan jagung yang dicampur dengan nasi cakung. Lauknya jantung pisang yang diiris-iris lalu diosengnya dengan garam dan cabe rawit. Bunga kesturi adalah menu special untuk makan. Biasanya dioseng dengan campuran jantung pisang pula. Pakaiannya kain blacu atau bekas sisa dari karung terigu yang disambung-sambung. Begitulah sa’adah harus menjalani waktu pada zamannya. waktunya terasa lambat berkepanjangan sebab tantangan hidup yang kian berat. Setiap orang pastilah patuh pada waktu, begitupun sa’adah waktu itu.tak ada yang mesti disembunyikan. maka sa’adah pun menjalani setiap detiknya. Tak ada pilihan selain turun kesawah dan mencetak batu bata. Dikisahkan ada seorang petinggi dikampungnya. Sawahnya luas yang biasa dijadikan tempat beburuh bagi penduduk sekitar. Jika mobilnya lewat dijalanan,maka serta merta anak anak akan tiarap untuk menghirup sisa-sisa bau bensin yang kala itu masih terasa wangi sebab mobil dikampungnya masih teramat jarang.hanya petinggi seorang yang memiliki kendaraan mobil.
Adat colonial masih terasa dilingkungan keluarga sa’adah.Peran orang tua bukan sebagai teman. Tapi lebih kepada sosok raja dimana titahnya selalu benar, dan hak anak patuh kepadanya.Tak ada haknya jika anak bisa kongko sepuasnya dengan kedua orang tua. Sa’adah perempuan seorang yang gelisah pada zamannya. ia tak mengenal kartini,ia tak mengenal dewi sartika,apapula tentang liberal yang dibangun tiga serangkai.pun, mesti konon diceritakan bahwa van boemel seorang belanda telah melakukan aksi demonstrasi kepada pemerintah belanda untuk membangun sekolah pada pribumi jauh-jauh sebelum masa kemerdekaan. Namun yang dirasakan sa’adah jauh dari kisah sejarah yang teramat manis.Ia hanya mengenali reruncing sawah. kabut tebal yang mengiring langkahnya. rerumput yang meranggas dipetakan sawah. Serta murka ayah jika ia tak melakukan salah satu kegiatan rutinnya.mengaji,kesawah dan mencetak batu bata.Itulah sekelumit yang ia kenal.
Hingga suatu hari ia menyaksikan nasib kakak saudarinya yang bernama sakinah hendak dijodohkan dengan seorang lelaki yang tak dikenalnya. Nampak bodoh pula. Namun ia pintar mengambil hati orang tua sa’adah. Ini lelaki diceritakan demikian. Ayah sa’adah dan sakinah adalah agamawan yang ta’at hingga ia akan terpukau oleh remaja yang rajin kemesjid Tanpa menilai batas kekayaan dan batas intelektual sang pemuda. kisah cinta dipahami tak memerlukan itu semuanya. maka ayahanda sa’adah akan dengan rela menyerahkan anak gadisnya pada pemuda itu. Ayah sa’adah juga terkenal dengan perwatakan yang keras dan galak dikampungnya. Apalagi menyangkut urusan agama. Hingga jika suatu waktu ada anak yang menangis dikampungnya dan secara kebetulan ayah sa’adah sedang melintas dihalaman rumah anak yang sedang menangis itu. Maka serta merta anak itu diam sejanak. Anak kecilpun mengenal perwatakan ayah sa’adah. Ayah sa’adah pun tidak terlalu mementingkan urusan duniawi. Hampir seluruh kekayaannya ia tumpahkan untuk membangun masjid dikampungnya. Kayu-kayu bagus miliknya ia serahkan untuk membangun pilar-pilar masjid. Hingga pendidikan anak-anaknya lebih dipentingkan pada sekolah agama daripada sekolah bentukan pemerintah saat itu. Ia akan teramat murka jika anak-anaknya tidak berangkat mengaji. Ia pernah disangka sebagai gerombolan yang ingin membangun Negara diatas Negara. Dua sampai tiga hari mendiami sel lalu dibebaskan karena tidak terbukti. Itulah yang menyebabkan rasa hormat warga kampong sekitar akan sosok ayahanda sa’adah waktu itu. Sosok seorang ayah akibat trauma revolusi yang teramat genting.
Pendulum waktu akhirnya menghatam lelonceng tanpa kompromi. suatu sore, pemuda bernama khoeri diceritakan hendak melanjutkan niatnya untuk melamar Sakinah. Hari itu ruang tamu disusun sedemikian pula oleh sa’adah dan saudara saudarinya tanpa bersua. Seperti takdir yang mesti dijalani jika waktu itu telah datang. Setelah kursi dan meja disusun sedemikian rupa, tamu dari pihak laki-lakipun akhirnya setengah mengelilingi meja itu dan sisanya diisi oleh ayahanda sa’adah, ibunda dan sakinah. Peran ibu hanyalah symbol penegas bahwa sosok ibu pernah ada waktu itu. Sebab hak bersua seorang isteri masihlah sedikit. Sa’adah mengintip dibalik lubang-lubang bilik kamarnya. Memandangi wajah sakinah yang terus menunduk. Hati sa’adah bergetar mata nanarnya memelasi nasib sakinah yang harus patuh pada adat. Sa’adah membayangkan nasibnya kelak jika takdir itu tiba-tiba menghentaknya.
“kau tak boleh sepertiku” setibanya sakinah dikamar
“aku hanya patuh pada waktu, bukan pada ayahanda” jawab sa’adah
“waktu tetaplah waktu namun tetaplah titah ayahanda tak bisa kau tolak”
“waktu yang memiliki ku, waktu juga yang akan menghentikan” tegas sa’adah
“jangan pikir kau akan bunuh diri” sergah sakinah
“kehendaku adalah realita namun terkadang realita bukan kehendaku,aku benci!!” sa’adah berlari keluar
Dipematang sawah itu sa’adah mencurahkan segala kegalauan hatinya. Hidup yang dirasa mulai membosankan. Tak ubahnya seekor kerbau yang diperas dari pagi hingga sore. Terkerangkeng dalam adat yang salah kaprah. Tak ada kebebasan yang didapat. Takdirnya seakan terpetakan sedari kecil hingga kelak menginjak dewasa. Semenjak kecil ia belajar mangaji, hingga dewasa haruslah begini haruslah begitu sesuai dengan titah ayah. Seakan kedudukan tuhan digantikan oleh titah ayah. Sa’adah begitu kecewa dengan hidup.Tuhan seakan mati ditangan ayah. cukuplah diketahui hati. Pesawahan yang luas membentang dan cakrawala yang menguning menjadi saksi akan perasaan sa’adah waktu itu.
Saat malam tiba,dikampungnya lampu dibatasi sampai jam Sembilan tepat. Sisanya diganti dengan nyala diesel dan petromak. Namun tidak dirumah sa’adah. Setelah jam sembilan tepat tak adalagi suara. Kamar sa’adah dan sakinah tepat bersebelahan dengan kandang kambing. bisa setiap saat kambing itu menggesek-gesekan kulitnya pada bilik. Hingga bisa membuat suara gemerisik dan bilikpun menyembul kebagian dalam kamar sa’adah. Belum lagi suara kambing yang mengembik secara tiba-tiba. Dalam suasana malam sedemikian rupa, sa’adah berbisik pada sakinah
“kau mencintainya?”
“ini bukan tentang cinta” sergah sakinah
“lantas apa yang hendak kau perbuat?” balas sa’adah
Dalam suasana gelap itu, senggukan sakinah yang ditahan bantal lirih terdengar sangat pelan.
“menurutmu aku harus bagaimana,Dah?”
Keduanya diam, sunyi lirih terdengar dari suara jangkrik yang mengerik dan gesekan kulit kambing pada bilik-bilik kamar. Kedua perempuan itu membayangkan, bagaimana rasanya menyerahkan tubuhnya pada laki-laki yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Apalagi soal perasaan yang mesti ia tutup-tutupi sebelum ayahanda murka. Lamunan panjang kedua perempuan itu membawanya pada mimpi yang mengerikan disetiap tidur malamnya. Keduanya dibayangi setiap takdir yang hendak ia hadapi Suatu kelak nanti. Apakah keberuntungan ataukah malapetaka?

***
Suatu malam setelah adzan maghrib. Sakinah yang telah menikah beberapa hari dengan Khoer. Di ikat pada tiang ditengah rumah ruang keluarga. Mulutnya disumpal. Hingga sakinah tak bisa bergerak dan teriak. Ayahandanya menyuluti kulitnya dengan rokok. Alih-alih meminta bantuan pada ibu. Sebelum diikat, sakinah sempat meronta meminta perlindungan pada ibunya namun ibunya pun mendorong kehadapan ayahandanya. Cerita punya cerita, sakinah menolak malam pertama untuk berhubungan badan dengan khoer. Khoer mengadukan hal itu pada ayah. Sontak saja membuat ayahanda murka. Sa’adah yang mengintip dibalik bilik-bilik kamarnya gemetar, gerahamnya menggigit gemelutuk ketakutan. Hingga sa’adah buang air kecil ditempatnya. Kejadian yang menjadi mimpi buruk sa’adah.
Genap kala itu sa’adah berumur 16 tahun. Semenjak kejadian itu sesosok pemuda kerap kali hinggap dipikirannya.entah itu saat tandur dipesawahan atau saat hendak menjelang tidur. ia adalah teman kecilnya dari kampung tetangga. Keduanya pernah satu sekolah pada sekolah rakyat (SR) namun saat menjelang ujian Ia memilih mengembala kerbaunya tengah malam. Sebab, pagi harinya kerbau dipakai untuk membajak sawah. Kontan saja Ia tak dapat mengikuti ujian karna kelelahan menggembala kerbau. Berbeda dengan sa’adah yang dapat menyelesaikan pendidikan sekolah rakyatnya. Namun kala itu yang diingat sa’adah, sekolah hanya diperlukan untuk bisa baca tulis saja. Dengan peralatan grip, sa’adah masih teringat jika ia mendapatkan nilai sepuluh maka ditempelkannya grip itu pada pipinya agar nilai sepuluh itu bisa menempel dipipinya. Sebab pada grip, setelah selesai pelajaran maka dihapus pulalah apa-apa yang ditulis pada grip itu..Waktu itu belum tersedia kertas dan pensil,hanya dikota-kota tertentu saja. hingga semua siswa dengan sendirinya menggunakan daya ingat secara penuh. Dari semenjak sekolah rakyat itu sa’adah dan pemuda itu dipertemukan hanya pada kegiatan mengaji yang dilakukan setelah shalat maghrib. Dari situlah keduanya mengikatkan janji.
Pemuda itu bernama darun. Seorang pemuda yang ditinggal ayahnya semenjak kecil. Ibunya seorang petani yang sabar dan pandai menularkan ajaran-ajaran budi pekerti pada darun. Hingga darun tumbuh menjadi pemuda yang santun. Meskipun darun tak dapat menyelesaikan sekolah rakyat namun bakat otaknya diatas kemampuan rekan-rekannya. Beruntung darun punya paman yang selalu membawakan buku-buku bacaannya dari kota. Bermodalkan baca tulis darun pun rajin membawa buku-buku bacaannya kala menggembala kerbaunya. Mulai dari kisah surapati melati van java sampai kisah saijah dan adinda bahkan tentang ilmu pengetahuan dunia lainnya, tentang tujuh keajaiban dunia, ia lahap segala jenis bacaan. Namun kenyataan harus memisahkan mereka berdua. Darun mengikuti jejak pamannya berhijrah kekota. Dalam perjuangan dikota itulah darun bertukar pengalaman lewat surat dengan sa’adah. Dari tempat yang berbeda, keduanya bicara tentang kehidupannya masing-masing. Darun kala itu di kota berjuang mencari kerja. Dan sa’adah amblas dilelumpur sawah. Keduanya bicara dalam keheningan hijau sawah dan deru-deru mesin kota dalam sebuah surat.
Hidup sa’adach yang paling menyenangkan saat menerima surat dari darun.begitupun sebaliknya. Pun mesti ditutup rapat-rapat dari sepengetahuan ayahanda sa’adah
Dari semenjak itulah sa’adah tak aral oleh hidup. Hari-harinya dipenuhi harapan. Suatu hari nanti ia akan menaiki kereta api dengan ditemani darun sang pujaan hati. Yang akan merubah segenap kehidupannya. Saat ia menjalani hidup dengan kebebasannya. Saat ia melaksanakan ibadah dengan keikhlasannya. Pemuda itulah dalam surat berjanji akan membawa sa’adah hijrah kekota. Dalam keadaan yang dilingkupi mimpi buruk sakinah, sa’adah masih menaruh harapannya pada sosok pemuda yang bernama darun.
Malam kelam yang dilaluinya harus dibalut kepura-puraan bisu saat berhadapan dengan sang ayah. Seperti hari-hari biasanya sepagi buta itu sa’adah pergi kesawah. Namun dibalik bayang-bayang mimpi buruk semalam, ada harapan selembar surat dari darun. Hari itu sa’adah tandur disalah satu sawah milik kepala desa. Jaraknya cukup jauh dari desanya. Namun sebelum hendak kesawah sa’adah dipanggil ayahandanya,

“kamu lihat kakakmu semalam?”,Tanya ayahanda
Sa’adah hanya menggelengkan kepala,bisu
“jawab!!” bentaknya
“tidak lihat,pak” pelan sa’adah menjawab
“kelak kau harus manut apa titah ayahandamu, semua demi kebaikanmu. Jangan pernah meniru kelakuan kakakmu sakinah. Ingat!!!” tegas ayahanda
“saya ingat” jawab sa’adah singkat
“sehabis dari sawah dan mencetak batu bata jangan lupa mengaji” titah ayahanda
“baik pak” sa’adah menjawab lalu berangkat menyusuri jalanan yang biasa ia tapaki. Hatinya menggelora. Suhu yang dingin kini serupa api unggun di dadanya. Sa’adah berjalan tertunduk dan tiba-tiba ia tak sabar untuk membaca surat dari darun yang ia lipat dibalik kain samping yang digunakan untuk merangkap celana dari kain blacu. Sesampainya disawah matahari seperti sepakat dengan kedalaman jiwa sa’adah.kelabu. Dipematang sawah itulah sa’adah membuka surat dengan tahun 12 november 1965. perasaan ganjil mulai terasa ketika diawal surat diawali dengan salam pembuka yang menyatakan bahwa si penulis adalah pamannya darun. ,

“Dengan ini saya selaku pamannya darun berkewajiban memberi tahu bahwa saudara darun telah meninggal dunia akibat kecelakaan….adapun dengan ini, saya hendak menyampaikan surat yang belum sempat darun kirimkan kepada de sa’adah”

Dalam surat itu diceritakan bahwa darun meninggal akibat kecelakaan. Darun sempat bekerja sebagai kuli bangunan yang kala itu membangun salah satu pabrik pemintalan kain. Darun meninggal jatuh saat pengerjaan pondasi pabrik tersebut. Darun terpeleset jatuh masuk pada parit dalam yang hendak dibikin pondasi pabrik. Sementara mesin cor untuk pondasi tak bisa dihentikan selagi mengecor. Akhirnya darun pun tenggelam diantara coran pondasi pabrik pemintalan itu. Orang-orang teriak histeris bahkan ada orang yang stress akibat melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri. Jasad darun terkubur dipondasi pabrik pemintalan itu.
Sa’adah gemetar, suratnya ia remas lalu diselipkannya kedalam samping seperti sedia kala. Matanya kabur,detak jantungnya melemah.sesaat kemudian tak sadarkan diri. Beruntung rekan-rekan sa’adah sesaat kemudian menemukan sa’adah yang tergeletak di pematang sawah milik kepala desa. Setelah sadar, sa’adah telah berada di ruang tamu. Tak ada siapapun disana. Saat sa’adah diantarkan kerumah ayahhanda & ibunda sa’adah sedang berada disawah. Kompres yang menempel dikepala, air minum berada disampingnya. Ia bangkit mengambil air minum lalu teringat akan surat yang belum sempat ia baca. Ia ambil surat dari lipatan sampingnya,diam..

“De sa’adah kiranya dalam keadaan sehat wal afiat. Kakang disini alhamdulillah masih dapat lingdunganNya walaupun hidup dikota ternyata tak semudah hidup di desa. Kakang sekarang bekerja sebagai kuli bangunan untuk membangun pabrik pemintalan. Konon jika pabrik ini telah rampung kakang dapat menjadi karyawan pabrik ini. Kelak kakang akan balik kedesa pake seragam. Janji kakang untuk bawa de sa’adah menaiki kereta api akan segera terlaksana, maka dari itu de sa’adah bersabarlah didesa. Tak ada yang lebih dari itu. Kelak kakang akan datang pada ayahanda sa’adah dan melamar sa’adah. Tersayang kakangmu. Darun”

Dalam kesendiriannya itu sa’adah cekikikan sendiri. Lalu diangkatnya surat itu tinggi-tinggi dan dibacakannya keras-keras. Seperti orang yang sedang membacakan puisi. Sontak saja tetangga sa’adah berdatangan. Dalam waktu sekejap rumah sa’adah telah dikerumuni warga sambil bertanya satu sama lainnya. Sementara beberapa orang memegangi sa’adah sambil berkata “ nyebut sa’adah,nyebut…”. Sepulangnya dari sawah, ayahanda dan ibunda sa’adah nampak shok melihat keadaan sa’adah. Setengah tidak percaya atas apa yang terjadi pada diri sa’adah ayahanda sa’adah menggoyang-goyangkan tubuh sa’adah. Sementara ibunnya jatuh pingsan.

Semenjak kejadian itu, sa’adah telah dinyatakan hilang ingatan. Setiap harinya sa’adah gemar sekali kesawah bukan untuk tandur atau ngasog, namun untuk menunggui kereta hingga senja.
Wataknya yang penurut menjadi kebalikan dari sifat itu semuanya. Ayahandanya kerap kali dibuat bingung bukan kepalang. Satu waktu pernah ayahandanya dipukul menggunakan pacul. Pernah pula suatu waktu air yang baru mendidih disiramkanya pada ayahanda yang saat itu sedang istirahat sehabis dari sawah. Namun kebanyakan waktunya, sa’adah habiskan disawah untuk menunggu kereta hingga senja. Hingga para petani sudah tidak asing lagi melihat kegiatan sa’adah yang sesekali girang-sesekali teriak dipematang sawah saat kereta api melintas.

Tahun 2010, dunia masih tetap sama seperti yang dulu.energipun masih tetap sama seperti yang dulu.sebegini sebegini juga. Hanya saja ditahun ini dipuja segala-segala bentuk percepatan. Radio sudah kurang popular lagi. Televise sudah bukan barang istimewa lagi. Setiap rumah mesti memiliki televise. Guru-guru bukan hanya dikelas-kelas dan tidak hanya satu guru. Guru –guru kini bercokol ditelevisi,di line-line kabel. Orang bisa berbicara dari jarak jauh dengan menggunakan handphone. Orang berkirim surat hanya memerlukan beberapa detik dengan fasilitas email. Semua barang mesti memerlukan up to date. Orang-orang berdesingan menggunakan kendaraan bermotor. Pesawat berseliweran diatas langit yang kelabu. Cakrawala luas dikagumi oleh sebuah percepatan. Perlambang sebuah kemajuan. Namun berbeda dari itu semua, masih dikotakan sawah yang sama, sa’adah selalu hadir menunggu kereta senjanya yang tak pernah berhenti. Kini kulit sa’adah telah mengeriput. Dibalik matanya nampak jelas cakar ayam yang menggelayot. Punggungnya nampak bongkok. Suarannya parau pelan. Sa’adah tertatih-tatih menunggu kereta senjanya tepat waktu. Beberapa orang seusianya telah meninggal dunia namun ada pula yang masih menyaksikan kebiasaan sa’adah. Seorang diri sa’adah mengarungi hidup,sebab keluarganya telah lama meninggalkan sa’adah yang terlalu lelah mengikuti kata hati sa’adah. Siang itu matari membakar telak kulitnya yang putih. Sawah yang menghijau tak alang sudah, jika di diamkan rerumput kelak akan memakan vitamin untuk padi-padi yang hendak menguning. Sa’adah yang tua renta berdiri menunggu kereta api datang. Lalu ia membuka lipatan kain dan mengambil surat terakhir yang belum sempat ia kirimkan saat darun masih hidup. Tangannya bergetar, disobeknya pelan surat itu. Seperti mengenang masalalunya.Ia membaca kembali surat yang ditulisnya. Akibat penglihatannya yang sudah kepalang dimakan usia. Akhirnya surat itupun susah dibacanya. Ia menangis tersedu pelan. Terisak-isak serupa pesakitan. Angin yang mendesir diiringi deru angkuh kereta. Sa’adahpun teriak namun suaranya dilindas suara kereta yang menderu-deru. Ia jatuh dan nafasnya menghembus pendek. Suratnya melayang ke udara ditebak angin jatuh dilelumpuran sawah. Tertulis

“hal yang paling indah adalah saat aku memiliki harapan,dan mengenalmu adalah bukan suatu hal yang sia-sia selamat bertemu kelak.aku masih setia menunggu kereta yang akan menjemputku kelak.kekasihmu sa’adah”

Setiap kali bercerita tentang masalalunya orang tua itu berkaca-kaca. Ku ulurkan setangan padanya. Aku diam. Beliaupun diam. Hpku berdering, pesan singkat “Cepat”

/02 April 2010 jam 5:51/

are we human or are we dancer?

"I did my best to notice
When the call came down the line
Up to the platform of surrender
I was brought but I was kind
And sometimes I get nervous
When I see an open door
Close your eyes
Clear your heart...
Cut the cord

Are we human?
Or are we dancer?
My sign is vital
My hands are cold
And I'm on my knees
Looking for the answer
Are we human?
Or are we dancer?"

sehabis hujan udara terasa sejuk.sederhana saja kita berkeliling mengitari kota bandung. . kita duduk di bawah jalan layang pasupati.teringat kisah ilegal visitor saat jalan pasupati belum rampung semuanya. kita berpura-pura sebagai wartawan. ah...kita duduk meneguk teh botol...lalu kita melanjutkan pada kehidupan kita masing-masing...are we human or are we dancer??
ya sederhana saja sobat hanya mengitari kota bandung

/ 17 Maret 2010 jam 13:28/

Yah... .

02:14 am
Sudah saya duga jadinya seperti ini. Sebentar saya mengingat kembali,cuci pakaian, sikat gigi, cuci muka, cari baju bersih,menyusun daftar buku,telepon Ibu terkasih,minum tolak angin,minum obat apa saja,kaos double dua,baca sms “posisi dimana?..” saya berangkat, masuk warnet, cek inbox, awan hitam, saya log out, teringat sms yang saya baca. lalu lalang orang, mata bertemu mata,lelah. Gang-gang sempit,gerimis, angin,awan menghitam, saya melangkah. Masuki gedung, turuni tangga, menyusuri pepohonan, diatas aspal diatas tanah, lelah. Sebentar petir berkilatan, saya tersenyum, Demikianlah air perlahan berjatuhan, beruntun, mengeroyok, memburu, menghujam, lelah. gema adzan membahana, saya asyik saja membaca Frankenstein. hujan semakin deras, Saya membelahnya untuk shalat jum’at sambil membaca Frankenstein. ambil wudlu, saya duduk tak mengidahkan khatib, buka kembali buku Frankenstein tepat saat Frankenstein akan tercipta menyerupai monster, wajahnya kuning pucat, rambutnya hitam ikal, giginya putih jarang-jarang, tubuhnya besar dan namanya tercipta dari sang pencipta, victor Frankenstein. suara khatib samar-samar beradu hujan bersahutan seperti frankenstin yang teriak dari kejauhan puncak bukit, yang mengutuki setiap orang yang menghinanya, setiap orang yang histeris melihat wujud tampakannya. Yang lebih mengibakan lagi dari Frankenstein, saat ia bercerita tentang perasaannya “ kau hidupkan aku, tanpa kau tahu bagaimana aku bertahan hidup dengan cacian orang-orang yang menganggapku makhluk yang berbahaya.aku dihina,aku dicap makhluk kejam,bagaimana aku bertahan saat aku masuk hutan? Aku belajar cara hidup, saat aku lapar aku makan apa saja karena aku bentukan dari tubuh orang-orang yang mati. hingga aku berani makan apa saja, aku belajar bahasa manusia, aku baca setiap aksara yang kutemui, aku teriak mengutuki orang-orang yang menghinaku, hingga satu tujuan tercipta untuk balas dendam, kepadamu yang menciptakanku.” Hujanpun mereda, khatibpun berdo’a,lalu terdengar serempak gema “AMINnnnn”. Aku tutup buku……berdiri shalat…lalu lari…..hujan mereda awan begitu putih….orang-orang berduyun-duyun pulang semua mua seperti lelah…

/ 06 Maret 2010 jam 2:12 /

omong kosong

sayang duduk
saya berpikir
omong kosong... .

02 Maret 2010 jam 11:51

don't judge a book by its cover

Biasanya saya membuka jendela lalu menghirup udara yang bebas. Namun kali ini saya tertarik dengan satu buku ini.Anna Karenina.berhenti di halaman.63, begitu tergambar konflik kedepan yang akan begitu komplek dari sebuah sisi psikologis.saya teringat essainya Milan kundera, art of novel yang menghindari konflik psikologis dari karya novel yang dibuatnya. sayang saya belum membaca karyanya. Anna Karenina.gambaran tentang wajah simetris dipadukan dengan cover bukunya yang amat serasi. warna gradasi dipadukan dengan sesosok perempuan yang terkulai dengan pandangan mata yang kosong. Dibalut gaun ungu tua begitu menggambarkan suasana galau yang teramat sangat.ia disinari bintang yang jaraknya seribu tahun cahaya, bahkan bisa jadi bintang itu telah hancur dan menghilang saat cahaya pertamanya menyinari solek tubuh Anna Karenina. Kemana kini ia melangkah, sedang karenin telah mengambil keputusan untuk mempertahankan perkawinannya dan siap menjatuhi hukuman moral pada Anna Karenina. Bintang itu bukan saja jatuh namun menjadi penipu bagi dirinya tentang makna sebuah mimpi dari seorang karenin. Aku teringat Anna Karenina yang lain. Sorot matanya begitu kosong seperti Frankenstein yang mulai memiliki perasaan saat ia terluka. Kini tubuhnya bukan lagi dibentuk dari anggota tubuh-tubuh yang mati namun tubuhnya telah dibentuk oleh beberapa manik-manik yang saya kira tidak perlu. Ia akan lebih menarik jika hadir sedemikian apa adanya. Bagai ranum bunga saat pagi menerjang.Walaupun cahaya itu menjadi penipu namun keindahannya sebuah konsep tentang sosok yang dinamakan indah. Sebab sederhana saja indah adalah indah. Sesuatu yang utuh yang dibentuk dari keindahan itu sendiri. Dengan berbagai particular-partikular yang dipadukan oleh cahaya yang menipu.saya memperkirakan Anna Karenina tertipu oleh konsep keindahannya sendiri.Saya tutup jendela dengan sangat rapat,saya pejamkan mata.dan tak mau tertipu oleh cahaya yang telah beratus-ratus tahun bahkan beribu-ribu tahun yang telah lama hilang.saya tersenyum dan matahari masih saja bersinar. Betapa indah dunia ini dengan segala cahaya…pada suatu malam, saya lihat tak ada lagi bintang yang kemarin saya pandangi. Ke esokan harinya Saya lanjutkan membaca buku Anna Karenina…saya buka hal.64…jarak cahaya yang saya baca ini, beratus-ratus tahun cahaya…mungkin bintang itu telah hancur saat pertama kali menyinari setiap aksara tentang kisah Anna Karenina.

Cover Anna Karenina yang sempurna…saya suka gradasi dan komposisi warnanya.

/27 Februari 2010 jam 13:03 /

the kreutzer sonata & sleuth

26 Februari 2010 jam 10:30
The Kreutzer sonata karya leo Tolstoy mengingatkan saya pada sebuah film Sleuth karya garapan jude low. Tentang sebuah pertarungan kehendak sang penulis untuk menentukan kematian sang actor dibalik konflik yang dibangunnya.dua hal yang menarik, dalam the Kreutzer sonata menampilkan kemelut tentang pertanyaan siapa yang lebih berkuasa antara laki laki dan perempuan. Disini leo Tolstoy menampilkan sosok perempuan yang dapat menguasai lelaki dengan menyentuh hasrat seksualitasnya. Kematian dipahami bukan merupakan sebuah kekalahan. Psikologis tokoh dipacu untuk mempertahankan rasionalitasnya, ketimbang sifat dasar kebinatangan berupa nafsu seksualitas. Pertarungan antara sebuah pertanyaan,manakah yang akan dijadikan pondasi? Apakah perasaan ataukah rasionalitas? Leo Tolstoy mengakhiri karyanya dengan mengutip injil-matius ayat V. 28 “ bahwa siapapun yang memandang seorang perempuan dengan nafsu berarti telah melakukan zina; dan kata-kata ini berkaitan dengan isteri,saudari dan tidak hanya kepada istri orang lain, namun terutama istri kita sendiri.” posdniocheff sebagai tokoh berhasil menghujamkan sebilah pisau dibawah payudara isterinya dengan membawa segala penyesalannya saat sang isteri mendengarkan the kreutzer sonata karya beethoven dengan seorang teman lelakinya.sang isteri tetap saja memperlihatkan kebenciannya sebagai tanda kemenangan walau ia terkulai dan berdarah. sambil berucap " puaskah setelah apa yang kau lakukan". Sedang dalam film sleuth, jude law harus beradu acting dengan Michael caine. Perang antara sang novelist dan actor. Dengan konflik yang sama dengan novel the Kreutzer sonata. Mungkin inilah salah satu flm yang terinspirasi karya Tolstoy ditahun 2008. Sang actor sepertinya telah merasakan sebuah kemenangan, lalu sang novelist mengangkat senjatanya dan menghujamkan satu peluru didada kirinya sambil berucap “ selamat tinggal sayang…”

mabok berat

Meski saat merpati membeka-beka dan parocia sembunyi asik
menari-nari apik. Khusyu…
Dimana matari membentuk siluet begitu tegas.
Rerumput yang meranggas langit.
dan kau?
masih saja tampak sunyi.
mabok berat gravitasi bumi.

06 Februari 2010 jam 16:28

TENTANG KERBAU

sebab saya tak mengerti yang tuan katakan. disini saijah dan adinda menjadi saksi sesungguhnya kerbau adalah makhluk yang berbudi dan berbakti. ingatkah tuan dengan kisah saijah dan adinda?? belum genap delapan tahun itu waktu saijah punya usia. dikotakan sawah ,pulas saijah tertidur dipunggung kerbau saat seekor harimau hendak merobek kulit tipis ini. Tiba-tiba saja dengan tanduknya menyerang perut harimau, hingga usus menyembulnya keluar .saijah pulang dengan selamat. Dan ibu memekik histeris setelah kabar burung tahu menahu sampai ketelinganya. Dipeluknya saijah dan dibayang-bayangnya cakar harimau yang begitu tajam melengkung besar-besar. Dilihatnya pula luka menganga dileher itu kerbau yang tak mengaum. Bunda bayangkan apa gerangan hendak terjadi jika itu cakar mencengkram kulit tipis saijah. Menangis pulalah bunda buat itu kerbau. Mengingat jasa itu kerbau saat terkekangnya pagi sampai terbebasnya malam hari. Begitu tuan saya punya kisah tentang “saijah dan adinda”. Tuan tak perlu marah-marah atas sikap kerbau. Seperti kambing yang mengembik, ayam yang berkokok dan kerbau pun suatu saat pastilah mengaum. Lihatlah tuan, nasib petani …mungkin itulah semua pesan ini jika tuan hendak berjanji untuk yang kesekian ratus hari lagi….

04 Februari 2010 jam 19:58


tragedy...

ZZZzzzssstttt... .

saatnya saya sembunyi dibawah cahaya yang terang benderang.

01 Februari 2010 jam 12:00

the god must be crazy for indonesia... .

piala itu diarak melintasi kesegala benua.piala itu dipajang.dilihat-lihat.di foto-foto.saya jadi teringat film the god must be crazy. ketika sebuah botol kosong coca cola yang dilempar oleh seorang pilot,melayang mengenai salah satu suku pedalaman afrika selatan yang bernama ni xau. tepat mengenai ubun-ubun kepalanya. sebab dianggap jelmaan dewa yang turun dari kayangan.maka botol itu disembah oleh koloninya. awalnya botol itu dipercaya bermanfaat,untuk menumbuk,menggiling dan pekerjaan lainnya. namun lama kelamaan botol kosong itu menjadi rebutan koloninya. hingga rapatpun digelar agar perselisihan memperebutkan botol kosong tidak terjadi. pada akhirnya keputusan menyatakan bahwa botol kosong itu harus dikembalikan kepada tuhannya.
entah kebetulan, piala dunia kali ini diselenggarakan di afrika selatan,berlangsung pada 11 juni sampai 11 juli 2010. untuk mensukseskan gelaran terbesar itu.maka diperlukan sponsor yang mendukung.secara kebetulan salah satunya coca cola. dalam dukungannya kali ini. coca cola berani mensponsori tour Trofi piala dunia keberbagai belahan dunia.salah satunya di indonesia. bertempat di jakarta convention center (JCC) orang antri melihat&berfoto dengan dipungut biaya Rp.15.000, harga tersebut sudah termasuk dengan 500 mililiter dan berbagai hiburan yang disediakan pihak sponsor.
ya,ya...uang Rp.15.000 mungkin ringan dikantong dan patut untuk biaya menertawakan kebrutalan supporter negeri ini dan kebobrokan pssi. dengan bangga kita menontonnya, dengan bangga kita menjadi penonton trofi piala dunia tersebut. mudah-mudahan ini menjadi bentuk kontemplasi bersama yang disponsori oleh cocacola untuk negeri ini.jangan limbung seperti sosok ni xau dalam the god must be crazy....sebelum tuhan turun tangan ...wakakakkaakakak

27 Januari 2010 jam 10:02

Mei 1860

Mei 1860. sore itu aku anggap sore yang cerah sempurna. Aku bayangkan duduk diserambi dengan sorot matahari yang menyapu halaman depan pekarangan rumah. Disitu nampak bocah-bocah bermain riang gempita. Gunung gemunung merenungi nasib anak-anak akan datang. Namun awan hitam berderak lambat seakan sepakat ingin menyelamatkan keriangan bocah-bocah. Adakah suasana yang lebih sempurna waktu itu ? sebab waktu seakan berhenti dibelahan bumi ini.
Sebentar, andai tuan Droogstoppel ada saat itu, mungkin ia akan merubah cara pandang tentang upaya penyelamatan semangat zaman yang tidak hanya dinilai dengan uang semata. Dan tuan Stern akan bermanis-manis dengan bocah-bocah disela kesibukannya. Semanis ia mendirikan perusahaan gula di hamburg.
Baik aku akan berhenti mencekau rambutku, sebab tuan Droogstoppel sebagai makelar kopi dan juga Stern seorang pedagang gula, mungkin pernah tahu. Jauh dari pulaunya, disuatu tempat yang pernah ada. Nasib penduduknya tak semanis gula yang dihasilkannya. Orang-orang dirampas tanahnya untuk dijadikan perkebunan gula. Satu bentuk pemerintahan yang hanya mengenal penguasa dan hamba, raja dan kawula. Para penguasa punya hak atas hamba-hambanya namun tidak sebaliknya. Bagi para penguasa dan raja “Tuhan sungguh maha-maha adil”. Namun bagi kawula menggema parau “ Tuhan sungguh-sungguh tidak adil”. Tak ada kebebasan. Setiap hari disuguhi martil-martil terror yang yang menganga. Dimana setiap saat bisa melahapnya dan menghujam nyali-nyali mereka. Gelap. Ilmu pengetahuan,hokum,hak bersuara dan segala hak yang menguntungkan hanya diperuntukan untuk penguasa dan raja. Sebagai kawula dipaksa untuk mengatur langkah untuk mengatur cacing-cacing yang ada dalam perutnya semata. Antara kawula yang satu dengan kawula yang lainnya saling bergantungan diakar yang lapuk.
Sayang tuan Droogstoppel telah ditakdirkan menjadi sosok makelar kopi yang pelit dan tuan Stern telah ditakdirkan menjadi sosok pedagang gula yang sangat sibuk. Sampai-sampai Ia tidak pernah mencicipi teh manis dari gulanya. Mungkin sore hari diberanda rumah. di negeri hamburg sana. Andai takdir merubahnya, mungkin tuan Droogstoppel akan membangun taman siswa untuk anak usia dini. Dan tuan Stern akan mengadopsi bocah-bocah itu. Ah tapi, hokum perdata belanda tak mengenal adopsi saat itu. Dan hak untuk sekolah harus menunggu hujan uang. Sungguh malang nasib anak-anak itu.
Aku masih betah duduk diserambi melihat keriangan bocah-bocah. Mereka berkejaran dengan kuda-kudaan dari batangan daun pohon pisang. Seorang berperan sebagai resident tujuh lainnya sebagai kawula. Satu orang resident mengejar tujuh orang kawula. Aku tertawa….
Aku tutup buku dengan anak judul lelang kopi maskapai dagang belanda. Tahun edar 1860. aku lihat keriangan anak-anak yang telah mendapatkan kebebasan dan hak-haknya. Mereka bermain sondah dengan riangnya. Sebelum waktu ashar datang untuk belajar mengaji. Sayup-sayup terdengar berita dari televise rumahku. Uang semburan Lumpur belum tuntas. Ada juga terdengar tentang fasilitas mewah penjara yang dilengkapi dengan karaoke,alat pijat refleksi,AC dan TV Flat serupa home theater.KPK & Century sampai iklan sabun mandi…sejenak aku tajamkan pendengaranku lalu kembali berbaur dengan bocah-bocah yang riang. Aku ambil nafas panjang, seperti Multatuli yang mengangkat penanya menciptakan tokoh-tokoh imajinernya. Aku berucap :
“mereka menjadi tuan Droogstoppel….menjadilah…”
“mereka menjadi tuang Stern…menjadilah…”
Aku tenggelam bersama keriangan bocah-bocah dipekarangan rumahku sendiri….bebaslah…

life is beautiful

siang ini matahari meradang merah ...amarah lalu patah..detik jam ditanganku seakan melambat berat,aku datangi kau kembali sahabat.lama kau tak bersua,lama kau memagari waktu dengan kungkungan mimpi yang terus kau lindungi.dan kitapun saling bertatapan...mata bertemu mata kitapun saling membaca nasibnya. (tanganku bergetar tak kuasa melukiskan bahasa matamu yang menelisik kedalaman hati). ada apa sahabat?
lalu perbincangan itu pun dimulai......disebuah kamar depan komputer...musik mengalun lirih,damien rice :i can't take my eyes of you....winamppun menggiring kita pada percakapan itu.kau membawaku pada kisah 5 tahun yang lalu...tentang kau tentang ia...ia yang selama ini kau balut dengan do'a dan air mata. detik jam pun semakin berat...seberat kau mengungkapkan kenyataan yang telah terjadi...tentang sebuah rasa,realitas,religiusitas
, tentang sebuah interdependensi diri yang terpatri,tentang sebuah makna,tentang sebuah kisah yang diuntai dari helaan nafas,ego, dan kasih sayang....dunia yang membolak-balikan...awal akhir-akhir awal, kematiankehidupan-kehidupan kematian....bibirmu bergetar..."urang putus"....
(bersambung sob)

04:32
sepagi buta ini aku melanjutkan kisahmu sobat.
baik, sebentar kunyalakan rokok...setengguk air...dan ....
aku pernah mendengar salah satu sahabatku pernah berkata " tak ada yang lucu selain lelucon hidup"...ada kalanya kita tertawa..ada kalanya kita ditertawakan...tapi disini aku mencoba mengikuti jejak kemana air matamu akan melangkah.namun aku tak sanggup mengikuti kemana kencangnya berlari dari perasaan itu.akankah ia seliar kuda lombok atau selamban siput yang memanggut langkahnya? hal yang paling mudah adalah ketika kita berkata-kata.demikian mungkin adanya.

seorang seniman adalah perasaan bagi kehidupan (chairil anwar).bayangkan kehidupan ditangan seorang seniman.michael angelo dengan karya narsismenya,monalisa oleh davinci,wonderful world sebuah lagu yang dibawakan oleh louis amstrong...atau trust miliknya the cure...salah satu cabang filsafat beranggapan bahwa kebenaran sejati itu ada pada sebuah karya seni(nietzsche) karna ia akan abadi dan akan tetap indah adanya. perasaan ditangan seniman adalah gudang peluru yang bisa mengantarkannya pada sebuah nilai-nilai kehidupan. karena setiap pertemuan dan perpisahan ditangan seorang seniman mempunyai maksud yang sempurna. tempo hari aku menemukan selebaran kertas yang tlah kumal di trotoar jalan. ia terinjak. terseret mata angin kesana kemari. hingga mata angin itu mengarahkannya pada mataku saat itu. aku pungut kertas itu dan perlahan aku buka. mungkin yang menulis adalah anak sekolah dasar. dari bahasa yang diungkapkannya begitu sederhana. kurang lebih begini isinya " disebuah tahun panen padi...putri padi merasa sedih...karena pangerannya dimahkotai seribu belalang.....dan bla..bla...bla...". apa maksudnya?....namun terlebih dari itu adalah jiwanya telah melayang kesana kemari,terinjak,disapu kian rapuh dari jasadnya yang kumal...namun jiwanya terselamatkan dari semangat zaman yang terlampau edan.apakah anak kecil itu seorang seniman? jelasnya...bagiku ia telah menyelamatkan perasaan semangat pada zamannya...sebuah energi yang membangun pada kehidupan yang abadi. konon katanya, orang yang paling nyaman adalah orang yang telah menemukan makamnya!! tempatnya!!...

(bersambung sob)===> -------------------------------------------tapal batas

lanjutan....

tak ada yang lebih menggelikan selain keseharian...itu acara yang pernah kami bawakan tempo hari...kami mengundang IMAM BESAR REPUBLIK PANAS DALAM - PIDI BAIQ...dan juga perempuan yang pernah ada berkata :" tak ada yang lebih lucu selain lelucon hidup".
ah kisah cinta selalu menghadirkan sesuatu yang klasik. seolah membentangkang karpet merah untuk dijajaki sebuah kisah tentang perjuangan,pengorbanan dan keikhlasan.puih...

baru tadi rasanya jantungku dipompa turun naik turun naik,naik naik naik. disebuah angkutan kota.kebetulan aku duduk disamping sopir. lelaki paruh baya itu mengemudi seolah menjinakan seekor kuda liar dari arabia.kebetulan atau hari na'as..penumpang tinggal aku seorang. seperti sebuah balapan. lelaki paruh baya itu menyalip beberapa mobil,motor,dan kendaraan lainnya bak medan balapan. mataku menyalak kedepan,begitupun laki paruh baya itu.deru nafas kamipun ikut berpacu saling salip.lalu tiba-tiba saja...lampu mobil dari depan menembus mata nyalak kami berdua...darrr .........kaca spion kedua kendaraan saling beradu....mobil kamipun menyamping dari badan jalan.....lalu nafas kamipun menyatu....ngos..ngos...ngos...mata bertemu mata saling membaca nasib...tiba-tiba "anjing....nu baleg ari nyetiranteh..."sambil lalu suara itupun menghilang..hanya wajah wajah didalam angkutan kota yang bertabrakan itu terlihat pucat menatap kearah mobil kami.kamipun diam sejenak.lelaki paruh baya itu tunduk diatas steer. sementara aku tunduk menyamping diatas dashboard menatap sopir. belum nafasku usai lelaki paruh baya itu tersenyum sambil berkata " selamat kita nak..."
aku kesal bukan main " apanya yang selamat orang dah tabrakan gitu!!!" sambil starter mobil " maaf saya bicara sama anak saya dirumah" aku tertegun diam. disepanjang perjalanan ketempat tujuanku...sopir itu bercerita...sopir itu punya anak 4.baru dipecat dari pekerjaannya,ia jadi sopir mobil karna terpaksa.ia belum lancar benar bawa mobil.bisa terlihat dari over gigi sama buang kopling...tarik gas...turunin gas...belum kompak...tapi nekatnya bukan kepalang ...

ternyata hidup bukan percintaan tapi perjuangan.:-)

beruntunglah orang-orang yang telah menikah...perwujudan kongkrit dari membangun sebuah peradaban baru...(mengurus anak)...mewariskan sebuah bentuk peradaban baru...dengan hitungan biner dan lingkup kecil satu rumpun keluarga,maka peradaban itu bisa lebih baik atau sebaliknya...atau adopsi
atau selain dari pada itu semua...cinta itu bukan hanya sekedar kata manis (percintaan)...maka dari kehidupan yang maha luasnya mari kita saling menyilangkan tangan kita baik saat kita ada atau tidak.

Muhammad:shalat...

jesus bilang : memberilah pada orang yang kamu benci, jika kamu memberi pada orang yang hanya kamu sayangi maka dimanakah nilainya...

pram : kita kalah sekaligus kita mampu mengatasi rasa kekalahan kita dari perkataan sombong untuk selau berkata menang...

sang alkemis : manusia dibentuk oleh masa lalunya dikendalikan oleh pikirannya diarahkan oleh cita-citanya, kita sekarang adalah bentukan masa lalu kita jadi tidak ada yang perlu disesalkan...

al-faruk: sahabat paling setia adalah buku...ia akan selalu menemukan duniamu...

PIDI BAIQ: bersenang-senanglah karena kita dibikin oleh orang tua yang bersenang-senang

gamcoy:filsafat maung

n.azis:tersenyumlah karena kita akan bermuara pada hal yang sama...

ps: bayangkan perjuangan sopir untuk menghidupi keluarganya.....


EFEK RUMAH KACA
Jatuh Cinta Itu Biasa Saja
-------------------------------------
Kita berdua hanya berpegangan tangan
Tak perlu berpelukan
Kita berdua hanya saling bercerita
Tak perlu memuji

Kita berdua tak pernah ucapkan maaf
Tapi saling mengerti
Kita berdua tak hanya menjalani cinta
Tapi menghidupi

Ketika rindu, menggebu gebu, kita menunggu
Jatuh cinta itu biasa saja
Saat cemburu, kian membelenggu, cepat berlalu
Jatuh cinta itu biasa saja

Jika jatuh cinta itu buta
Berdua kita akan tersesat
Saling mencari di dalam gelap
Kedua mata kita gelap
Lalu hati kita gelap
Hati kita gelap
Lalu hati kita gelap

paranoid android
============
Please could you stop the noise, I'm trying to get some rest
From all the unborn chicken voices in my head
What's this? (I may be paranoid, but not an android)
What's this? (I may be paranoid, but not an android)

When I am king, you will be first against the wall
with your opinion which is of no consequence at all
What's this? (I may be paranoid, but no android)
What's this? (I may be paranoid, but no android)

Ambition makes you look pretty ugly
Kicking, squealing, gucci little piggy
You don't remember
You don't remember
Why don't you remember my name?
Off with his head, man
Off with his head, man
Why don't you remember my name? I guess he does...

Rain down, rain down
Come on rain down on me
From a great height
From a great height... height...
Rain down, rain down
Come on rain down on me
From a great height
From a great height... height...
Rain down, rain down
Come on rain down on me

That's it sir
You're leaving
The crackle of pigskin
The dust and the screaming
The yuppies networking
The panic, the vomit
The panic, the vomit
God loves his children, God loves his children, yeah!



bersambung ========> dengan kisah yang lebih tak menarik...
mergokin orang cipokan ...

/ini semua tentang temen/

SURAT BWT POLI-TIKUS

SURAT BWT POLI-TIKUS
Menghitung langkah di jejaring amarah patah-patah. Nyeri khianat menjelang di sepanjang jalan. Selamat pagi perubahan institusi, selamat pagi jajaran birokrasi, kali ini janji bermuntahan muncrat dii sepanjang harap yang kau hampir dalam sewindu waktu. Tak sebentar waktu itu, masa yang telah dilangkahi dalam kehamilan ini. Siapa sudi punya bayi buruk rupa setelah sekian gerah sekian jengah sekian lelah. Jangan sampai bayimu cacat ayah. Jangan bayi ini tak sehat ibu. Lengking letih meninggi jerit perih terperah jua. Bayi ini lahir, jantungnya lemah, tangan berjari tiga, kaki satu setingah ah, bayi ini wujudnya tak seelok sejuta idam kita semua. Adakah ia lahir premature? Delapan tahun itu tak singkat. Bias kita menyuntik bermeru penuh giti pada si jabang bayi, lalu mengapa setiap embrio dilahirkan? Mengapa sejenjang inilah dipaksa menangis terawangi dunia? Tangisnya bukan menyambut warna-warni bumi, tetapi siang panjang pedih yang dieja cadal kanak-kanak di taman bermain, kelahiran ini jadi semirip aborsi yang sakiti rahim ibu setelah berjuta bakteri merayapi tubuhnya. Ah ayah jangan sampai ia serupa kotak pandora yang melegam mata pendora oleh asap hitam dari hela nafasnya. Membiak wajah. Ah, sudah merunut sebab meruntut maklum. Bila dimaklumkan pun meredamremuk peluh yang tak bisa bungkam. Panah-panah apalagi segera menghujani, disusul dentingan tencana megah bernyanyi memekakan, melelap sebaris kalap. Namun kekang itu tak juha memerangkap keliara-keliara yang tak juga leking, denyut-denyut sakit melindap, berkeliaran di sulaman benang-benang patah asa dan daya . kau kembali melipat makna dalam kata yang hanya membuat nanar mata percuma.

Matikan sudah, bahkan hentikan menghitung butiran-butiran marjan, apalagi menghitung pendulum jam yang semakin kesini semakin meledek menyeringai dengan kuasanya, sombong nyaring menghentak nadi-nadi seakan akhir dari semuanya. Pernah suatu ketika pun wajah itu jatuh lunglay bagai kapas kapas dihempaskan angin musim berganti kamarau. Semakin kering tandus dahaga kehausan. Terbesit pula kakinya bergerak-gerak menyimpulkan berlari dari pijakannya, untuk hal itu pula kaki ngilu kaku pada ketaktahuan arah tujuan. Dimana lagi wajah ini harus terpampang, saat madding-mading dipenuhi iklan-iklan produk, janji-janji yang tak pernah mati,pamphlet-pamflet kekuasaan, uh…tak ada lagi yang menarik dari wajahnya, semuanya telah penuh terisi. Waktu pun bergulir dengan segala pembaharuannya. Anehnya, wajah itu tetap saja tak menyibakan apa apa. Mau dibawa kemana lagi wajah itu? Antipati bersanding gengsi semakin mengkerutkan kulit wajahmu pun pula. Gugur, gugurkanlah diatas kemegahan yang terlihat, diatas gemerlap yang tak pernah dirasakan. Kelahiran ini mengorbankan berpuluh-puluh kuli-kuli pekerja, petani-petani, dan segala jenis cucuran keringat untuk kelahiran bayi premature ini.. Keringat itu kadang-kadang bungkam. antara keinginan dan cita-citanya, . keringatpun menjerit ketika wajah itu memaksa untuk sebuah terapi pengobatan kelahiran bayi premature ini. Mau diapakah bayi-bayi ini selanjutnya ?

Jabang bayi yang dibalut dengan kain-kain yang indah ditanami pula manik-manik untuk menutupi bentuk tubuh yang kurang sempurna. Namun tetap saja bisu, gagu, tangan setengah, kaki setengah, demikian adanya. Di akhir kedewasaannya, bayi-bayi itu kaku membisu tak mati tidak pula hidup. Dimana lagi wajahmu akan kau pampangkan ?


tulisan ini dibuat sebagai bentuk aksi tentang sistem birokrasi kampus yang angkuh
dibuat sekitaran tahun 2005-2006
oleh
pradewi tri chatami dan nur azis

Pendidikan Tidak Pro Rakyat

Pendidikan Tidak Pro Rakyat
Merunut kepada sejarah, Indonesia diakui atau tidak lahir dari kepekaan kaum terpelajar yang diawali dari sebuah pendidikan. Kekritisan mereka terhadap reaksi dari realita yang ada untuk menentukan nasib sebangsanya dalam kungkungan belenggu pemerintahan Hindia-Belanda.

Dalam literature-literatur sejarah digambarkan tiga golongan “kasta” pada masanya, yakni : Eropa,Raja,Priyayi Dan Kawula. Dari keempat kasta inilah pemerintah pada saat itu memberikan pembedaan hak dan kewajiban. Yang mana setiap kebijakannya merugikan golongan pribumi, terutama sekali golongan kawula oleh politik Tanam Paksa (Cultuur Stelsel). Yang walaupun keadilan masih jauh dengan apa yang diharapkan,namun Baron Van Hoevell (1848 ) dengan aksi demonstrasinya di Batavia ( Jakarta ) yang menuntut kepada raja belanda agar diberlakukan kebebasan pers, sekolah menengah untuk masyarakat dan perwakilan untuk hindia belanda di dewan Negara. Hingga dibukanya sekolah-sekolah karesidenan untuk pendidikan dan latihan anak-anak para pemerintah dan bangsawan setempat.

Kesempatan pribumi dalam mendapatkan pendidikan walaupun hanya golongan tertentu, namun membawa suatu perubahan yang berarti. Dengan lahirnya organisasi-organisasi pribumi seperti Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh Kyai Haji Samanhudi pada 16 Oktober 1905, budi utomo pada 20 mei 1908 dan Indische Partij dibentuk oleh Setiabudi (Douwes Dekker), Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. . Ini menjadi tanda era kebangkitan nasional dari para kaum terpelajar dalam usaha penentuan nasibnya sendiri bagi bangsanya untuk mendapatkan keadilan sosial bagi seluruh bangsa.

Dari fakta sejarah diatas menggambarkan bagaimana pentingnya suatu pendidikan dalam usahanya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia kepada masa depan yang lebih baik dalam menentukan nasibnya sendiri. Namun ironisnya biaya pendidikan 20 % dari APBN sebagaimana yang tertera dalam peraturan pemerintah Republic Indonesia tentang pendanaan pendidikan, asap jauh daripada panggang. malahan jika dibandingkan dengan rancangan anggaran pemilihan umum untuk 2009 yang diusulkan oleh komisi pemilihan umum (KPU) Rp.47,9 triliun lebih besar dari anggaran pendidikan yang diajukan pemerintah sekitar 12 persen sekitar Rp.44 triliun untuk tahun anggaran 2007. Dari dana yang dikemukakan tersebut akankah pemerintah nanti memperhatikan sebuah tatanan pendidikan yang merata?

Belum lagi praktek korupsi,sebagaimana yang disampaikan oleh massa Aliansi Pembaruan Pendidikan (APP) dalam aksi unjuk rasa peringatan hari pendidikan nasional 2007 di Istana Negara, Jakarta , Rabu (2/5) sebagaimana yang dilansir oleh Voice Of Human Right (VHR) dalam situs resminya.

Pada Pasal 31 Amandemen UUD 1945 Ayat (1) menyatakan, Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan Ayat (2) menyatakan, Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Perintah UUD 45 ini diperkuat lagi melalui UU Sistem Pendidikan Nasional (SPN) yang disahkan 11 Juni 2003. Pasal 5 Ayat (1) UU SPN menyebutkan, Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 Ayat 1), Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (Pasal 11 Ayat 1), serta Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya anggaran guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun (Pasal 11 Ayat 2). Dari pasal diatas masyarakat kita sedikit bernafas lega untuk masalah pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) namun timbul permasalahan baru ketika tidak tersedianya buku-buku bacaan di sekolah setempat. Akhirnya para orang tua murid harus mengusahakan penyediaan buku pendidikan anaknya dengan kembali merogoh kocek pribadinya dimana harga buku satuan mencapai puluhan ribu rupiah. Belum lagi perintah UU SPN diatas tersebut jika pemerintah tidak ada uang maka kedua UU diatas tidak akan bias dilaksanakan. Pada akhirnya pendidikan hanya kembali dimiliki oleh orang-orang menengah keatas. Pendidikan pun menjadi milik golongan menengah keatas. Jika demikian keadaannya, sudahkah pendidikan kita berlandaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ? Akhirnya pendidikan pun hanya bisa dimiliki kaum menengah keatas tak jauh beda dengan jaman feodalislondo dulu. Si kaya makin kaya, si kismin makin miskin.merdekakah kita ?. N.Azis

tulisan ini dimuat di rostroom harian media indonesia edisi lupa lagi

"The Way I Am"[Eminem]

Whatever..
Dre, just let it run
Aiyyo turn the beat up a little bit
Aiyyo.. this song is for anyone.. fuck it
Just shut up and listen, aiyyo..

Apapun..
Dre, biarkan saja berlaju
Aiyyo....kencangkan ritmenya sedikit lagi
Aiyyo...lagu ini buat siapa saja .. F*** it
tutup mulut dan dengarkan saja, aiyyo..

I sit back with this pack of Zig Zags
and this bag of this weed it gives me the shit needed to be the most meanest MC on this -- on this Earth

Aku duduk dibelakang dgn sebungkus Zig Zags
dan tas berisi ganja ini beri aku apa yang aku perlukan tuk menjadi MC terparah di bumi ini

And since birth I've been cursed with this curse to just curse
And just blurt this berserk and bizarre shit that works

Dan semenjak lahir saya sudah terhukum oleh hukum ini dan hanya hukum
Dan keluarkan saja keliaran ini dan yg sangat luarbiasa ini yang bekerja



And it sells and it helps in itself to relieve all this tension dispensin these sentences
Gettin this stress that's been eatin me recently off of this chest
and I rest again peacefully (peacefully)…


Dan ini menjadi timbal balik dan membantu daripadanya sendiri untuk mengurangi semua stress
kalimat ini membuat stress yang telah baru2 ini menggerogotiku keluar dari dada ini
dan aku beristirahat lagi dalam kedamaian

but at least have the decency in you
to leave me alone, when you freaks see me out
in the streets when I'm eatin or feedin my daughter
to not come and speak to me (speak to me)..

Tapi setidaknya memohon kepadamu tuk meninggalkan diriku sendiri dikala kau melihatku tak normal dijalanan ketika aku makan atau memberi makan putriku jgn datang dan berbicara padaku…(bicara kpdku)

I don't know you and no,
Aku tak tahu kamu …tidak,

I don't owe you a mo-therfuck-in thing
Aku tak berhutang kpdmu (a motherfucker)

I'm not Mr. N'Sync,
Aku bukan Mr. N’Sync

I'm not what your friends think
Aku bukan yang teman2mu pikirkan

I'm not Mr. Friendly,
Aku bukan Mr. Ramah

I can be a prick if you tempt me my tank is on empty (is on empty)..

Aku bisa tajam dan menusuk jika kau tantang aku dikala tankku kosong (dalam kekosongan)

No patience is in me and if you offend me
I'm liftin you 10 feet (liftin you 10 feet).. in the air

Tak ada kesabaran dalam diriku dan jika kau buatku marah akan ku tendang kau sejauh 10 kaki (tendang kau 10 kaki) …ke udara

I don't care who is there and who saw me destroy you
Go call you a lawyer, file you a lawsuit

Aku tak perduli siapapun yg ada disana dan yg melihatku menghancurkanmu
Pergilah panggil pengacaramu, kenakan baju hukummu

I'll smile in the courtroom and buy you a wardrobe
I'm tired of all you (of all you)..

Aku akan tersenyum di pengadilan dan membelikanmu persediaan bajumu selemari
Aku muak dengan kalian semuanya (kalian semuanya)..


I don't mean to be mean but that's all I can be is just me
And I am, whatever you say I am
If I wasn't, then why would I say I am?


Aku tidak bermaksud tuk menjadi peringatan tapi itulah yg terjadi hanyalah ‘aku’
Dan aku, terserah katamu siapa aku ini
Jika aku tak pernah ada, maka kenapa aku harus bilang inilah aku

In the paper, the news everyday I am
Di koran2, di berita2 setiap harinya ttg aku

Radio won't even play my jam
Radio tidak mau memutarkan hasil wawancaraku

Cause I am, whatever you say I am
Karena aku, terserah katamu siapa aku ini

If I wasn't, then why would I say I am?
Jika aku tak pernah ada, maka kenapa aku harus bilang inilah aku

In the paper, the news everyday I am
Di koran2, di berita2 setiap harinya ttg aku

I don't know it's just the way I am
Aku tak tahu ini hanyalah caraku sendiri

Sometimes I just feel like my father, I hate to be bothered
with all of this nonsense it's constant

Kadang2 aku merasa seperti ayahku, aku benci bila terganggu dengan omong kosong yg bertubi2 ini

And, "Oh, it's his lyrical content -
- the song 'Guilty Conscience' has gotten such rotten responses"

Dan, “ oh, ini adalah lirik kepuasannya- lagu”Prinsip Bersalah” yang telah mendapatkan respon-respon yang memuakkan


And all of this controversy circles me
and it seems like the media immediately
points a finger at me (finger at me)..

Dan semua kontraversi ini mengelilingiku dan kelihatannya seperti massa yg menunjukan jarinya langsung kepadaku (menunjukku)..

So I point one back at 'em, but not the index or pinkie
or the ring or the thumb,

Jadi aku kembalikan kepada mereka, tapi bukan indek atau kelingking atau cincin ataupun jempol mereka

it's the one you put up when you don't give a fuck, when you won't just put up with the bullshit they pull, cause they full of shit too

inilah yang akan kau persembahkan ketika kau tidak perduli dan membiarkannya, ketika kau tak bertoleransi dengan omong kosong mereka, karena mereka penuh dengan omong kosong


When a dude's gettin bullied and shoots up his school
and they blame it on Marilyn (on Marilyn).. and the heroin

Ketika orang-orang amerika itu diserang dan menembaki sekolahnya dan mereka menyalahkan Marilyn (ke Merilyn).. dan juga heroin

Where were the parents at? And look where it's at
Middle America, now it's a tragedy
Now it's so sad to see, an upper class ci-ty Havin this happenin (this happenin)..

Dimana keberadaan orang tua?
dan lihatlah dimana di Amerika Tengah, sekarang menjadi tragedi
Sekarang menjadi sangat menyedihkan untuk dilihat, terjadi pada sebuah kota kelas atas (ini terjadi)


then attack Eminem cause I rap this way (rap this way)..
But I'm glad cause they feed me the fuel that I need for the fire
to burn and it's burnin and I have returned

kemudian mereka menyerang Eminem dikarenakan cara aku nge-rap (nge-rap dgn cara ini)
tapi aku bangga karena mereka yang memberikan aku bahan bakar api untuk membakar dan terbakarlah dan aku telah mengembalikannya


I'm so sick and tired of bein admired
that I wish that I would just die or get fired
and dropped from my label and stop with the fables

Aku muak dan lelah tuk dikagumi sampai aku berharap tuk mati atau dipecat dan jatuh dari posisiku yg sekarang ini dan berhenti dari cerita ini

I'm not gonna be able to top on "My Name is.."
And pigeon-holed into some pop-py sensation
to cop me rotation at rock'n'roll stations
And I just do not got the patience (got the patience)..

Aku tak akan mampu sampai ke puncak “Nama saya adalah…”
Dan dari posisi di kabinet sampai ke sensasi narkotika yang membuatku memutar rotasi ke rock ‘n’ roll stasions
Dan aku tak mendapatkan kesabaran (mendapatkan kesabaran)

to deal with these cocky caucasians who think
I'm some wiggler who just tries to be black cause I talk
with an accent, and grab on my balls, so they always keep askin
the same fuckin questions (fuckin questions)..
What school did I go to, what hood I grew up in

Tuk buat perjanjian dengan orang-orang sombong kulit putih ini yang beranggapan bahwa aku adalah orang labil yg dengan mudah berpindah pindah yang mencoba tuk menjadi orang hitam karena aku beraksen, dan mencengkeram bola-bolaku, sehingga mereka selalu bertanya pertanyaan memuakkan yang sama (pertanyaan yg memuakkan)
sekolah dimana dulu, dikalangan mana aku dibesarkan

The why, the who what when, the where, and the how
'til I'm grabbin my hair and I'm tearin it out
cause they drivin me crazy (drivin me crazy).. I can't take it

Kata mengapa, siapa,apa dan kapan, dimana dan bagaimana sampai aku jambak rambutku dan menyobekannya dikarenakan mereka buat aku gila (buat aku gila)..aku tak bisa menerimanya

I'm racin, I'm pacin, I stand and I sit
And I'm thankful for ev-ery fan that I get
But I can't take a SHIT, in the bathroom
without someone standin by it

Aku berlomba,berjalan tanpa arah, aku berdiri dan aku duduk
dan aku sangat berterimakasih untuk setiap penggemar yg kudapat
tapi aku tak bisa buang air besar tanpa ada orang yg berdiri di kamar mandi

No I won't sign your autograph
Gak akan kutandatangi note fansmu

You can call me an asshole I'm glad
Kau boleh panggil aku (an asshole)…aku bangga

[Chorus (except change first word "And" to "Cause")]
reff kecuali ganti kata pertama “dan” ke “karena”

/hasil pemberian kaka perempuan saya/

KONSISTENSI HUKUM HARUS DIJALANKAN

Legislatif,Eksekutif dan Yudikatif adalah tiga element penting dalam terselenggarannya suatu Negara yang sinergis. Pemerintahan tanpa peradilan tentunya akan sulit untuk menciptakan ketertiban. Begitupun sebaliknya peradilan tanpa pemerintahan maka suatu kemustahilan. Hokum dipahami sebegai produk kontrak social yang menstinya dijunjung tinggi. Namun dalam perjalanannya hukum sering kali tidak berfungsi. Kasus-kasus korupsi di Indonesia sering kali mengalami kebuntuan. Mungkin masih ingat dalam benak kita kasus pembobolan yang terjadi di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) yang dilakukan oleh Edy Tanzil Negara dirugikan sebesar 1,3 triliun dan hingga saat ini actor pelakunya seperti hilang ditelan bumi.lalu baru-baru ini Artalita Suryani yang menyuap jaksa Urip Tri Gunawan hingga menyeret tiga nama hakim agung.terdakwa memberi suap sebesar 660 ribu dolar AS atau sekitaran 6 milyar rupiah lebih. Entah dengan cara apa tindak pidana korupsi di Indonesia bisa diberantas. Korupsi sepertinya telah menjadi “perusahaan” multy level marketing di negeri ini.namun jika pemerintah kita pesimistis untuk memberantasnya maka akan tercipta suatu determinisme massa yang menganggap lumrah dengan tindak pidana korupsi.
Inkonsistensi penegakan hukum di Indonesia membuat masyarakat hilang kepercayaannya terhadap pemerintahan. Hokum dipandang sebagai lembaga yang hanya dimiliki oleh para penguasa. Masyarakat sepertinya telah muak dengan kasus-kasus korupsi di Indonesia namun begitu masyarakatpun cenderung apatis terhadapnya dan menganggapnya suatu angin lalu saja. Dalam hal ini pemerintah dalam mengembalikan citranya sebagai badan yang menjalankan proses hokum hendaknya konsisten dalam upaya penegakan hukum di Indonesia. Negara kita bukanlah tatanan imperialis dengan model otoritarian. Negara kita adalah Negara demokrasi dimana kedaulatan ada ditangan rakyat maka hendaknya pemerintahan ini sangat menjunjung tinggi pada kedaulatannya. Salah satu yang harus dibenahi adalah lembaga peradilan. Suatu lembaga yang menjungjung tinggi nilai-nilai hokum hendaknya terbebas dari praktek Korupsi,Kolusi dan Nepotisme ( KKN). Kasus Artalita adalah tamparan pahit bagi peradilan dinegara kita. Bagaimana bias seorang jaksa didikte oleh seorang Artalita Suryani.
“Apakah kita akan berkaca pada cina dengan menerapkan hukuman mati kepada para koruptor?”. pada data transparency international, Indonesia menduduki 130 artinya enam puluh posisi dibawah cina yang menduduki peringkat ke-70 negara terkorup di dunia. Dalam hal ini kita bias melihat bagaimana konsistensi cina terhadap penegakan hokum di negarannya. Hingga tercatat sekitaran 4000 para koruptor telah dijatuhi hukuman mati. Jumlah itupun bias jauh lebih besar dari angka yang tercatat. Lalu yang menjadi pertanyaan,” apakah mentalitas para pemimpin kita telah siap untuk menjatuhkan hukuman mati kepada para koruptor?”. Maka persoalan menjadi semakin rumit ketika dibenturkan kepada jaringan korupsi di negeri ini.”sebab korupsinya banyak koruptornya nihil”.sudah barang tentu butuh ketegasan dari pemerintah terhadap kasus tindak pidana korupsi ini.
Pemerintah seharusnya menganggap kasus ini bukan semata-mata sebagai problem individual tetapi sebaliknya kasus ini telah menjadi problem social. Budaya korupsi telah mengakar dari tingkat DPR sampai ke kelurahan hingga rukun tetangga. Jika hukuman mati diterapkan di Indonesia maka “berapa kepala yang harus dipenggal” di Negara ini. belum lagi untuk mengamandemen undang-undang yang sudah ada pastinya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk amandemen UU Bank Indonesia saja memerlukan biaya sebesar Rp.16,5 milyar, belum lagi persetujuan dari beberapa anggota DPR yang memakan waktu lama.
Dalam upayanya sejauh ini ada nilai positif yang telah ditempuh oleh pemerintah. Pertama, telah meratifikasi konvensi PBB menentang korupsi.kedua, kemajuan yang sangat signifikan dari kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tertangkapnya sejumlah koruptor yang ditayangkan di media-media massa. Namun kembali jadi timbul pertanyaan,
“ sejauh mana pemerintah bias tegas dalam menindak actor-aktor korupsi yang sudah jelas-jelas tertangkap basah? Atau hanya akan bergelut pada wilayah keabsahan legalitas hukum yang tiada akhir hingga sang actor hilang ditelan bumi?”. Konsistensi hukum haruslah dijalankan oleh pemerintahan sekarang demi mengembalikan citra peradilan yang telah bobrok dinegara ini.

REPETISI ANTI KORUPSI

Semakin banyak orang pintar maka semakin sedikit orang jujur.mungkin itulah kalimat yang tepat untuk bangsa ini. ”trauma” kolonialisme dan imperialisme melekat kuat dan menjadi penyakit akut yang teramat takut disetiap lapisan pemerintahan, baik itu dikalakangan legislatif,yudikatif dan eksekutif. Imbasnya menular kesetiap lapisan masyarakat hingga menjadi sebuah determinisme massa yang beranggapan lumrah.korupsi.
“Penyakit” korupsi atau dalam bahasa latin corruptio dari kata kerja corrumpere yang berarti busuk,rusak, menggoyahkan,menyogok. ternyata sudah menerpa bangsa ini sejak dulu hingga era reformasi. Ini terbukti dari terbentuknya beberapa lembaga untuk kasus penanggulanngan tindak pidana korupsi terdahulu. Sebut saja pada masa orde lama ada lembaga yang bernama Panitia Retooling Aparatur Negara ().badan PARAN ini dipimpin oleh A.H.Nasution dan dibantu oleh Prof.M.Yamin dan Roeslan Abdulgani. Adajuga sekitaran tahun 1963, yang dikenal dengan operasi Budhi. Operasi ini bertugas menyeret kasus korupsi dengan menitik beratkan kepada sector perusahaan-perusahaan Negara serta lembaga-lembaga Negara lainnya. Hingga pada masa orde lama dibentuk suatu badan Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi ( KONTRAR ) dengan Presiden Soekarno sebagai ketua dan dibantu oleh Soebandrio dan Letjen Ahmad Yani. Lalu datang babak baru babak orde baru dengan dibentuknya Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang diketuai oleh Jaksa Agung. Lalu masih pada masanya, Soeharto menunjuk komite empat yang beranggotakan empat tokoh “bersih” dan berwibawa diantaranya Prof.Johanes, L.J.kasimo,Mr.Wilopo dan A.Tjokroaminoto dengan tugas yang sama yaitu memberantas kasus korupsi di segenap departemen pemerintahan dan perusahaan Negara.lalu adalagi operasi tertib(opstib)dengan tugas samapula memberantas korupsi, ini dibentuk oleh laksamana Sudomo yang diangkat sebagai Pangkopkamtib. Hingga sekarang masuk babak paling baru,era reformasi.pada era ini terbentuk beberapa badan yang berusaha memberantas korupsi dimulai oleh B.J.Habibie dengan UU nomor 28 tahun 1999, Pengawas Kekayaan Pejabat Negara ( KPKPN).berikutnya Abdurahman wahid dengan membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK). Dan hingga saat ini lembaga pemberantasan korupsi yang paling baru komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi corong terdepan terhadap penyelesaian kasus-kasus tindak pidana korupsi.
Era reformasi adalah era dimana mimpi dan cita-cita bangsa dipugar kembali untuk hidup adil dan makmur, keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. “kemenangan” mahasiswa atas tumbangnya pemerintahan orde baru membawa dampak yang sangat signifikan.ini dimulai dengan mengembalikan fitrah kebebasan pers sebagai media control social. Dampak reformasi inipula terasa, dengan banyaknya terungkap kasus-kasus korupsi. Terpampangnya sejumlah tokoh yang menjadi “actor” korupsi diberbagai media massa semakin membuka mata masyarakat bahwa bangsa ini telah dipimpin oleh beberapa pemimpin yang takut untuk jujur dengan menggunakan topeng model imperealismenya sendiri. Pengusaha dengan imperialismenya sebagai pengusaha, penegak hokum dengan imperialismenya sebagai penegak hokum. Sebagaimana kasus BLBI yang menjadi terdakwa Artalita Suryani dan jaksa Urip Gunawan yang hingga saat ini telah menyeret tiga nama hakim agung.
Menghadapi realitas seperti ini, ada benarnya kata Bung Karno bahwa revolusi belum berakhir. Bahkan mungkin belum dimulai. Lihat saja Sebuah lembaga pemerintahan yang berfungsi sebagai salah satu agent control social( agen control social) yang melaksanakan tata hokum Negara menjadi “bulan-bulanannya” seorang pengusaha. Bagaimana mungkin masyarakat mempercayakan perlindungan hukumnya kepada jaksa atau hakim yang mudah disuap demi kepentingan dirinya sendiri. Ini akan menjauhkan dari cita-cita bangsa yang berlandaskan kepada kemanusiaan yang adil dan beradab.Oleh karenannya peran mahasiswa sebagai agent of change( agen perubahan) dan social control ( alat control social) sangat diharapkan oleh masyarakat.Dikarenakan masalah korupsi bukan lagi sebagai masalah individu semata tapi telah menjadi masalah social. Bagaimana bias seorang jaksa agung didikte demi kepentingan dirinya sendiri .Hubungannya dengan masalah social adalah hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan kepada para penegak hokum di Negara ini, serta lahir suatu masa baru dimana masa itu dinamakan masa bebaliticum ( acuh tak acuh).
Peran mahasiswa sangat diperlukan sekali sebab sejauh ini mahasiswa telah menjadi corong masyarakat yang mempunyai daya kritisasi yang tinggi. peran KPK sejauh ini hendaknya di-Amini oleh mahasiswa dengan menggalakan anti korupsi kepada masyarakat. Salah satu bentuk kampanye anti korupsi tidak mesti melulu turun kejalan dengan aksi demonya tapi bisa dengan cara membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM) yang dapat memberikan pandangan baru kepada masyarakat tentang korupsi itu sendiri baik ditinjau dari segi hokum atau dampak dari tindak pidana korupsi itu sendiri. Dengan demikian jika revolusi pemikiran masyarakat telah terbentuk maka Pemberantasan Korupsi bukan lagi sebatas tanggungjawab lembaga KPK tapi menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat. Maka hokum yang berlaku bukan hanya hokum positif akan tetapi hokum adatpun berperan aktif.kedaulatan ditangan rakyat. Maling ayam digebukin, maka korupsi ?
“Revolusi tidak akan berhasil jika dipimpin oleh ahli-ahli hokum,karena segala perubahan yang seharusnya cepat diambil tidak akan terlaksana karena para ahli hukum itu akan banyak berkutat dengan persoalan keabsahan (legalitas)”.Bung Karno.

SEKAT

sekat-sekat ruang ini merupakan gundukan ide dan gagasan..terbentuk dari sebuah equilibrium mimpi...dalam sebuah ruang yang penuh sekat, mata-mata saling mengawasi seakan memperhatikan apa yang ada dibalik isi kepala tiap mereka. tawanya sebuah kepalsuan yang telah terpatri dan dipahami...aku duduk mengada...air bening disisi kananku dan kopi hitam disisi kiriku.suaru-suara sepertinya lindap dalam tawa kemudian terbenamkan lagi.hari ini tak ada ide dan gagasan....aku masih mencari kunci untuk membuka ruang yang penuh sekat...
19 Januari 2009 jam 14:11 (the kost)

Kamis, 29 April 2010

undercontruction

masih dalam perbaikan...maklum lagi menikmati cakrawala senja.....